Sabtu, 12 Juni 2010

penerapan model perilaku pada materi logaritma

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lemahnya proses pembelajaran merupakan masalah yang sedang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini, dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan dan membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, dan dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diterimanya tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika siswa lulus dari sekolah mereka hanya pintar teori tanpa diimbangi dengan aplikasi. Dengan kata lain, proses pendidikan yang demikian tidak mengarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif
Menurut Slamet(2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannyaDengan demikian jika siswa dalam pembelajaran hanya dituntut untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal materi saja, bisa dikatakan pembelajaran yang demikian dalam ukuran kualitas proses belajar, dipandang sebagai metode pembelajaran yang kurang memiliki kualitas yang memadai
Matematika sebagai ilmu dasar telah berkembang dengan sangat pesat, baik materi maupun manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam pembelajaran matematika di sekolah harus memperhatikan perkembangannya.Dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode dan model yang banyak melibatkan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran baik secara mental, fisik, maupun social. Belajar aktif tidak harus selalu dibuat kelompok, dalam kelas besar pun biasa terjadi. Dalam pembelajaran siswa dibawa ke arah mengamati, menebak, berbuat, mencoba maupun menjawab pertanyaan dan jika perlu beradu argument.
Berkaitan dengan uraian diatas, makalah ini bertujuan memaparkan secara teoritis tentang rumpun model perilaku dan bagaimana penerapannya dalam proses pembelajaran matematika

B. Rumasan masalah

Dalam makalah ini akan merumuskan beberapa masalah diantaranya:
1. apakah rumpun model perilaku itu?
2. model apa saja yang termasuk dalam rumpun model perilaku?
3. bagaimana karateristiknya?
4. apa saja kelebihan dan kekurangan dari model tersebut?
5. bagaimana penerapannya dalam pembelajaran matematika pada materi pokok logaritma?







BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Perilaku (Behaviorisme)

Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.
Teori-teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-molekul. Beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu:
a. Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil
b. Bersifat mekanistis
c. Menekankan peranan lingkungan
d. Mementingkan pembentukan reaksi atau respons
e. Menekankan pentingnya latihan
f. Mementingkan masa lalu

B. Karakteristik Model Perilaku
1. Sintakmatik
• Rumuskan tujuan dan orientasikan kepada kegiatan siswa
• Demonstrasi pengetahuan dan ketrampilan
• Bimbingan latihan
• Kontrol penguasaan di pihak siswa dan berikan umpan balik
• Berikan kesempatan untuk pelatihan lanjut dan penerapan hasil latihan
2. Sistem sosial
Guru memegang peranan penting dalam mengambil inisiatif penyususnan program, tetapi siswa pada akhirnya yang mengambil alih inisiatif dan melancarkan kegiatan
3. Prinsip reaksi
Guru memdorong siswa, mengingatkan bahwa tingkah laku dikendalikan oleh lingkungan dan bukan karena fungsi pribadi yang lemah.Guru berkewajiban menawarkan bimbingan kepada siswa dalam menerapkan prinsip prinsip dan teknik pembentukan tingkah laku
4. Dampak instrutuksional dan penyerta
Model ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku yang diharapkan dan juga melenyapkan tingkah laku yang tidak baik. Dan dampak penyertanya adalah siswa dapat mengendalikan diri dan lingkungannya serta mempertinggi sistem diri

C. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
a) Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar
b) Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang menbutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan sebagainya.
c) Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru yang bersangkutan
d) Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus dibiasakan , suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.
e) Relatif banyak materi yang bisa disampaikan.
f) Untuk hal-hal yang bersifat prosedural model ini akan relatif lebih mudah diikuti. Kekurangan
2. Kekurangan
a) Sebuah konsekuensi bagi guru, untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap
b) Tidak setiap mata pelajaran bisa menggunakan metode ini
c) Penerapan teori behavioristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.
d) Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif
e) Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa
f) Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.
g) Jika terlalu dominan pada ceramah, siswa akan cepat bosan.

D. PEMECAHAN MASALAH
Pada kesempatan ini kami akan membahas materi pokok Operasi aljabar pada bentuk akar, pangkat dan logaritma dengan indikator mendiskripsikan pengertian logaritma

E.RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas / Semester :X/I
Alokasi Waktu : 2x45 Menit


A. Setandar kompetensi
 Meamecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real
B. Kompetensi dasar
 Menerapkan konsep logaritma
C. Indikator
 Mendiskripsikan pengertian logaritma
D. Tujuan pembelajaran
 Siswa dapat menjelaskan konsep logaritma
E. Model pembelajaran
 Pembelajaran Langsung (Direct Theaching) dipadu dengan Model Belajar Tuntas
F. Metode pembelajaran
 Drill dan latihan plus
 Deduktif plus ceramah
 Penugasan
G. Kegiatan belajar mengajar
 Kegiatan awal
 Mengucapkan salam
 Guru bersama-sama mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan
 Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran

b. Kegiataa inti
 Guru menjelaskan pengertian logaritma
MATERI
A. Penegrtian logaritma
Dalam operasi eksponen 102 = 100 dapat dikatakan bahwa 2 adalah eksponen dari bilangan perkalian 10 dan hasilnya adalah 100. pernyyataan ini dapat dikatakan sebagai berikut:
Logaritma 100 dengan bilangan pokok 10 adalah 2 dan kita tuliskan 10log100=2 dengan demikian dapat dikatakan bahwa :
102 = 100 10log100=2
Bentuk umum :
alogb = c dengan a,b > 0 dan a 1
ac = b alogb = c
a = bilangan pokok logaritma
b = numerus , dengan b > 0
c = hasil logaritma
contoh :
1. 2log8 = 3 23 = 8
2. 4log 16 = 2 42 = 16
3. 10 log 10000 = 3 103 = 1000
 Guru meminta siswa bertanya apabila penjelasan masih belum dapat dipahami
 Guru memberi tugas untuk dikerjakan siswa sebagai tugas individu
 Guru meminta siswa mengumpulkan tugas dan dikoreksi bersama-sama oleh siswa
c. Kegiatan akhir
 Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan
 Guru memberikan tugas terstruktur sebagai pekerjaan rumah (PR)
 Guru menutup pelajaran dengan Mengucapkan terimakasih dan salam untuk semuanya
H. Alat dan bahan belajar
I. Penilaian
 Tes lisan
 Tes tertulis
 Pengamatan keaktifan
Soal Penugasan
1. Tentukan nilai c dari
a) 6log36 = c
b) 10log10000 = c
c) 3log27 = c
Penyelesaian
a) 6log36 = c 6c = 36
6c = 62
c = 2
b) 10log10000 = c 10c =10000
10c = 104
c = 4
c) 3log27 = c 3c = 27
3c = 273
c = 3



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar menurut teori Behavioristik merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon.
Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian
B. Saran
Keberhasilan penerapan model perilaku (behaviorisme) perlu melibatkan berbagai pihak, yaitu pihak sekolah dan masyarakat yang memiliki kesadaran akan pentingnya beberapa hal, yakni;
1. sumber belajar tidak hanya berasal dari buku dan guru, melainkan juga dari lingkungan sekitar baik di rumah maupun di masyarakat sekitar
2. pihak sekolah dan masyarakat perlu memberikan dukungan untuk menunjang keberhasilan belajar siswa

1 komentar:

  1. PENGEN PUNYA SMARTPHONE KELAS ATAS TAPI GA BIKIN KANTONG TERKURAS? SILAHKAN CHAT DI BBM INVET PIN: 24C4A399 ATAU HUB/SMS:0857-5729-9675-KLIK http://nabila-saira-shop.blogspot.com/ ATAS NAMA NABILA SAIRA SHOP. TERSEDIA BERBAGAI MEREK MULAI DARI SAMSUNG, I PHONE, ZONY EXPERIA DLL JUGA ADA LAPTOP, CAMERA, DLL. BARANG ASLI ORIGINAL 100%, ( BUKAN SC ATAU REPLIKA )

    BalasHapus