Sabtu, 12 Juni 2010

metode kegiatan lapangan dengan pendekatan analitiks dalam materi pokok persamaan lingkaran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lemahnya proses pembelajaran merupakan masalah yang sedang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan dan membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Proses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi, dan dipaksa untk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diterimanya tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari hari. Akibatnya, ketika siswa lulus dari sekolah mereka hanya pintar teori tanpa diimbangi dengan aplikasi. Dengan kata lain, proses pendidikan yang demikian tidak mengarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreafit dan inovatif.
Alasan lain penyebab kurangnya kualitas prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran matematika adalah rendahnya ketertarikan dan apresiasi siswa terhadap mata pelajaran serta potensi yang dimiliki siswa dapar berkembang secara optimal maka metode pembelajaran yang sedang berlangsung perlu dikembangkan
Pengalaman menunjukkan bahwa minat dan prestasi belajar siswa akan meningkat ketika:
1. Mereka dibantu untuk membangub keterkaitan antara informasi(pengetahuan) baru dengan pengalaman(pengetahuan lain) yang mereka miliki atau mereka kuasai
2. Mereka diajarkan bagaimana untuk mempelajari konsep dan bagaimana konsep itu dapat digunakan di luar kelas
3. Mereka diperkenankan untuk belajar bersama sama
Dengan demikian metode pembelajaran lama itu bisa lebih bermutu yakni dengan rumusan, siswa aktif mengkonstruksi sedangkan guru membantu belajar siswa

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami akan mengkaji penerapan metode kegiatan lapangan dengan pendekatan analitiks dalam materi pokok persamaan lingkaran

C. Tujuan penulisan
Tujuan yang hendak dicapai adalah mengetahui dan mengkaji penerapan metode kegiatan lapangan dengan pendekatan analitiks dalam materi pokok lingkaran



BAB II
PEMBAHASAN

A. Uraian Teori Belajar
1. Teori Thorndike
Pada dasarnya Thorndike menggunakan stimulus-respon (S-R). Teorinya disebut “koneksiosnima”. Menurut teori ini, belajar pada hewan dan manusia pada dasarnya berlangsung menurut prinsip yang sama. Dasar terjadinya belajar adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon.
Dalam teori Thorndike dikemukakan hukum hukum belajar sebagai berikut:
a. Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
Hukum ini menjelaskan kesiapan individu untuk melakukan sesuatu Interprestasi dari hukum kesiapan ini adalah bahwa belajar akan berhasil bila peserta didik telah siap untuk belajar.
Ciri-ciri berlakunya hukum kesiapan sebagai berikut:
(i) Seseorang ada kencenderungan bertindak, orang itu bertindak maka akan menimbullkan kepuasan, sedangkan tidakan-tindakan lain tidak dilakukan.
(ii) Seseorang ada kecenderungan bertindak, orang itu tidak bertindak maka akan menimbulkan rasa tidak puas dan ia akan melakukan tindakan-tindakan lain untuk meniadakan rasa tidak puas tadi.
(iii) Seseorang tidak mempunyai kecenderungan bertindak, orang itu melakukan tidakan maka akan menimbulkan rasa tidak puas dan iaakan melakukan tindakan lain untuk meniadakan rasa tidak puas tadi.

b. Hukum Latihan
Hukum ini menunjukan bahwa prinsip utama belajar adalah pengulangan. Bila S diberikan akan terjadi R. Dengan latihan, asosiasi antara S dan R menjadi otomatis. Lebih sering asosiasi S dan R dipergunakan, makin kuatlah hubungan yang terjadi,makin jarang hubungan S dan R dipergunakan, makin lemahlah hubungan itu.
Hukum ini berarti, makin sering suatu konsep matematika diulangi maka makin dikuasailah konsep matematika itu. Thorndike mengemukakan juga bahwa latihan yang berupa pengulangan tanpa ganjaran tidak efektif. Asosiasi antara S dan R hanya diperkuat bila diirngi ganjaran. Misalnya, diberikan stimulus berupa pertanyaan”Apakah fungsi itu?” respon yang benar adalah disebutkannya defenisi fungsi. Pengulangan diberikan sebagai ganjaran dengan memberikan berbagai macam relasi. Dari relasi-relasi ini peserta didik memilih yang mana yang merupakan fungsi
2. . Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada enam prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
a) Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
b) Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
c) Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
d) Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
e) Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
f) Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
a. Pengalaman tilikan (insight); Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari.
c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai.
d. .Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik
e. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat.). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain.
Alasan pemilihan Teori Thorndike dan Teori Belajar Gestalt adalah dalam teori ini kedua duanya sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran.Menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang. terjadinya kegiatan belajar. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar . Sedangkan menurut Teori Belajar Gestalt belajar adalah proses mengkaitkan unsur unsur suatu peristiwa yang dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan

B. Uraian Metode Dan Pendekatan
Dalam belajar matematika tidak hanya sekedar membaca atau mendengarkan saja, tetapi juga perlu adanya praktikum secara langsung baik yang di lakukan oleh guru itu sendiri, siswa atau guru dan siswanya.
Metode kegiatan lapangan sejenis dengan metode laboraturium. , tetapi lebih ditekankan pada aktivitas siswanya. Siswa lebih dominan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode kegiatan lapangan dapat dilakukan didalam kelas maupun diluar kelas. Guru perperan sebagai pembimbing, vasilitator ketika siswa yang melakukan kegiatan ini
Pendekatan analitik adalah pendekatan dalam pembelajaran matematika dimana pendekatan ini berjalan dari yang tidak diketahui ke yang diketahui. Dimulai dengan apa yang harus dicari kemudian mengkaitkan dengan hal hal yang diketahui dan akhirnya kita peroleh hasilnya
Alasan pemilihan metode egiatan kapangan dengan pendekatan analitik karena dalam metode kegiatan lapangan perlu adanya permasalahan yang harus dicari atau diselesaikan




PENUTUP


Kesimpulan

1. Menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang. terjadinya kegiatan belajar. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar . Sedangkan menurut Teori Belajar Gestalt belajar adalah proses mengkaitkan unsur unsur suatu peristiwa yang dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan
2. Dalam metode kegiatan lapangan lebih ditekankan pada aktivitas siswanya. Siswa lebih dominan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode kegiatan lapangan dapat dilakukan didalam kelas maupun diluar kelas
3. Pendekatan analitik adalah pendekatan dalam pembelajaran matematika dimana pendekatan ini berjalan dari yang tidak diketahui ke yang diketahui. Dimulai dengan apa yang harus dicari kemudian mengkaitkan dengan hal hal yang diketahui dan akhirnya kita peroleh hasilnya

Saran

Dalam penerapan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan mendekaran yang meungkinkan. Dalam hubungannya dengan teori belajar pun perlu adanya sesesuaian sehingga materi yang akan disampaikan dapar mengena ke siswa atau tepat sasaran






DAFTAR PUSTAKA

Hudoyo, Herman.1988.Mengajar Belajar Matematika.Jakarta :Debdikbud
Tim Penyusun MGMP Kota Semarang. 2008. Matematika untuk Kelas XI.. Semarang : Pemerintahan Kota Semarang

1 komentar:

  1. PENGEN PUNYA SMARTPHONE KELAS ATAS TAPI GA BIKIN KANTONG TERKURAS? SILAHKAN CHAT DI BBM INVET PIN: 24C4A399 ATAU HUB/SMS:0857-5729-9675-KLIK http://nabila-saira-shop.blogspot.com/ ATAS NAMA NABILA SAIRA SHOP. TERSEDIA BERBAGAI MEREK MULAI DARI SAMSUNG, I PHONE, ZONY EXPERIA DLL JUGA ADA LAPTOP, CAMERA, DLL. BARANG ASLI ORIGINAL 100%, ( BUKAN SC ATAU REPLIKA )

    BalasHapus